Selasa, 14 Januari 2014

TOLONG, MAAF DAN TERIMAKASIH


Banyak orang tua yang mengatakan bahwa zaman ini sudah sangat berbeda dengan zaman saat mereka muda dulu, dimana orang-orang masih sering menyapa satu sama lain dan tidak dengan tekanan seperti dibawah ini. Kemudian saya sempat berpikir  dengan tiga kata tersebut, Tolong, Maaf dan Terimakasih. Apa hubungannya ? berinteraksi dengan orang lain membutuhkan sebuah sikap dimana kita dapat menjalin komunikasi dan tidak menyakiti satu sama lain. Tolong, Maaf dan Terimakasih adalah 3 kata yang “harusnya” sering digunakan bila kita sering berinteraksi dengan orang lain. 3 kata diatas menggambarkan sebuah sopan santun yang kental melekat terutama pada karakter orang Indonesia yang terkenal sopan dan ramah. Kemudian apa jadinya kita, bangsa yang dikenal sopan dan ramah itu kemudian tidak lagi menggunakan kata Tolong, Maaf dan Terimakasih kepada orang lain ? Sudah banyak artikel yang membahas bahwa perlunya anak diajarkan 3 kata diatas. Boleh saja kita lihat, berapa banyak orang sekarang yang sering menggunakan 3 kata diatas ? 
“Tolong” bisanya digunakan bila kita membutuhkan bantuan dari orang lain. Saya menganggap wajar bila kata ini yang seharusnya diajarkan kepada anak bahkan bila perlu saat dia sudah  berhasil mengatakan  “papa” dan “mama”. Bisa dilihat bahwa kita sudah tidak mau repot-repot lagi menggunakan kata “Tolong” bila membutuhkan bantuan orang lain, seringkali yang kita lakukan adalah menyuruh atau memberikan perintah langsung kepada orang lain saat kita membutuhkan sesuatu, bahkan tidak jarang dengan sikap memaksa.
                                                

  
“TerimaKasih”  yang menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah “mengucap syukur; melahirkan rasa syukur atau membalas budi setelah menerima kebaikan dsb” . Bisa kita bayangkan bahwa betapa tingginya makna dari kata “TerimaKasih”, dengan mengucapkan “Terimakasih” pun kita sudah membalas budi dari kebaikan atau bantuan yang kita terima dari orang lain. Mengucapkan “Terimakasih” tidak hanya dengan sesama teman, kakak atau orang kita kenal saja, sudahkah kita mengucapkan “Terimakasih” pada tukang warung yang memberikan kembalian atau yang sudah melayani kita? Atau sudahkah kita mengucapkan “Terimakasih” kepada tukang parkir yang membantu memarkirkan kendaraan kita atau orang-orang yang sering disebut “pak ogah” yang sudah membantu kita bila kita ingin melakukan putar balik di jalan raya ? mungkin kita berpikir bahwa dengan memberikan mereka uang sudah mewakili rasa “Terimakasih” kita, dengan begitu secara tidak langsung kita menyetarakan nilai dan makna dari kata “Terimakasih” dengan uang kertas yang bernilai 2.000 rupiah.
                                                  


“Maaf”  sebuah kata yang dapat mempengaruhi hubungan antar manusia. Manusia tidak lepas dari kesalahan-kesalahan, bahkan berbuat salah sudah melekat dalam diri manusia.  Ada sebuah kata yang dapat membantu meperbaiki hubungan yang diakibatkan oleh kesalahan-kesalahan kita, yaitu “Maaf”. Bahkan para psikolog mengatakan bahwa Meminta Maaf adalah sebuah terapi yang dapat memulihkan rusaknya hubungan antar manusia. Terkadang, kita rela mengorbankan hubungan kita dengan orang lain hanya karna susah untuk meminta maaf atau bahkan memberi maaf. Menurut Dr. Dolly Hollander, sulitnya berkata maaf ternyata ada sangkut pautnya dengan dengan cara orang tua membesarkan kita.  Pernah ada seorang psikolog yang mengatakan kepada saya bahwa untuk bisa meminta maaf atau memberi maaf, memang sebenarnya tidak mudah , bahkan bila perlu kita harus melalui beberapa tahap untuk akhirnya bisa meminta maaf atau memberi maaf. Salah satunya adalah Belajarlah Menerima, belajar menerima kesalahan yang dilakukan orang lain atau bahkan diri sendiri, karna seperti pepatah yang mengatakan “Gajah di pelupuk mata tidak tampak, kuman diseberang lautan tampak” kita terkadang tidak menyadari kesalahan yang telah kita perbuat.  “Maaf” bukanlah kata yang mahal, “Maaf” bukanlah kata yang sulit. Belajarlah menerimanya, dan biasakanlah mengatakannya.
                                              

                                                
                   Jadi, sudahkah kita memulai dengan “Tolong”, “Terimakasih” dan “Maaf” ?




Tidak ada komentar:

Posting Komentar